Ibu yang berniat untuk menyusui bayinya, selama ini kita mengetahui banyak manfaat positif air susu ibu (ASI). Sebagai ibu, kita pasti menginginkan yang terbaik bagi sang bayi, tidak ada yang lebih alami daripada ASI. Oleh karena itu, ASI sangat direkomendasikan untuk bayi sampai usia dua tahun, terutama 6 bulan pertama usia bayi tanpa disertai makanan lain yang sering disebut sebagai ASI eksklusif. ASI adalah makanan pertama yang terbaik untuk bayi Anda.
Namun ternyata, selain baik untuk bayi, menyusui bayi itu juga banyak memberikan manfaat kesehatan bagi sang ibu dari semenjak melahirkan. Menyusui mencegah dan meringankan postpartum hemorrhage (pendarahan setelah melahirkan) karena ketika payudara di hisap oleh bayi, tubuh ibu terangsang untuk mengeluarkan hormon oksitosin. Hormon ini telah diteliti berguna untuk membuat rahim berkontraksi (mengerut) sehingga pembuluh darah yang luka karena melahirkan menjadi terjepit dan jumlah darah yang keluar menjadi berkurang. Keuntungan lain yang didapatkan oleh ibu dengan mengerutnya rahim adalah rahim akan kembali hingga hampir seukuran semula. Setiap kali anda menyusui dengan payudara anda akan merasakan kontraksi pada rahim, ini tanda-tanda hormon oksitosin sedang bekerja.
Secara alami kelenjar susu di payudara ibu akan memproduksi ASI begitu bayi dilahirkan, maka jika ASI tidak diberikan pada bayi, payudara ibu akan membengkak dan mengeras sehingga menimbulkan rasa sakit bagi ibu. Sebaliknya, dengan meyusui akan membuat ASI tersalurkan dengan baik sehingga payudara terhindar dari rasa sakit. Pada ibu yang tidak menyusui pun, ASI tetap harus dikeluarkan secara rutin dengan cara dipompa untuk menghindari pembengkakan dan peradangan. Jadi, manfaatkanlah menyusui bayi Anda sebagai cara alami untuk mengeluarkan ASI.
ASI merupakan salah satu metode kontrasepsi. Manfaat ASI sebagai KB alami ini diakibatkan oleh karena menyusui dapat mengakibatkan penundaan ovulasi sehingga ibu menyusui tidak subur untuk sementara waktu. Salah satu tanda belum kembalinya kesuburan seorang wanita adalah tidak datangnya
menstruasi setelah melahirkan. Berapa lama seorang wanita kembali subur tergantung pada pola menyusui bayinya dan kecenderungan tubuhnya sendiri. Kefektifan sebagai kontrasepsi menurun seiring dengan lamanya menyusui. Selama 6 bulan setelah melahirkan, jika seorang ibu sudah mendapat menstruasi pertama, menyusui eksklusif hanya dapat mencegah kehamilan sebanyak 38%. Berhentinya menstruasi sementara juga akan mengurangi resiko anemia pada ibu.
Selain itu, ASI ternyata dapat melindungi ibu dari osteoporosis. Wanita tidak menyusui memiliki risiko empat kali lebih besar menderita osteoporosis dan lebih sering mengalami patah tulang pinggul di tahun-tahun setelah menopause daripada wanita yang menyusui. Setelah menyusui, kepadatan tulang ibu akan kembali seperti sebelum hamil, bahkan lebih baik.
Menyusui ASI telah diketahui secara ilmiah dapat memberikan perlindungan dan mengurangi risiko terhadap kanker rahim, serviks, ovarium dan terutama kanker payudara. Penelitian ASI dalam mencegah kanker payudara masih terdapat kontroversi. Namun menurut studi meta-analisis jurnal-jurnal yang telah dipublikasi, disamping faktor risiko kanker lainnya, pemberian ASI merupakan faktor protektif terhadap kanker payudara. Sebuah studi oleh Departemen Kesehatan USA menunjukkan bahwa wanita yang menyusui selama dua tahun atau lebih mengurangi risiko kanker payudara sebesar 67 persen. Pengurangan risiko kanker terjadi sebanding dengan total lamanya menyusui selama kita hidup. Artinya, semakin lama ibu menyusui, semakin kecil risiko seorang ibu terkena kanker payudara.
Tingkat estrogen yang lebih rendah selama menyusui diduga menyebabkan risiko kanker-kanker tersebut menurun. Diduga penurunan estrogen menyebabkan berkurangnya rangsangan terhadap dinding rahim dan juga jaringan payudara, sehingga memperkecil risiko jaringan tersebut menjadi kanker.
Masalah lain yang dipikirkan ibu setelah melahirkan adalah bagaimana menurunkan berat badan seperti sebelum melahirkan. Menyusui membantu meningkatkan penurunan berat badan. Lemak di sekitar panggul dan paha yang ditimbun pada masa kehamilan pindah ke dalam ASI, sehingga ibu lebih cepat langsing kembali. Ibu menyusui menunjukkan lebih banyak penurunan lingkar pinggang dan massa lemak dalam satu bulan setelah melahirkan dibandingkan ibu yang memberikan susu formula. Ibu menyusui cenderung lebih cepat kembali ke berat badan sebelum kehamilan.
Menyusui membutuhkan energi/kalori untuk pembentukan ASI. Seorang ibu yang menyusui tidak perlu diet untuk mengembalikan postur tubuh sebelum kehamilan, karena memproduksi ASI membutuhkan 600-800 kalori sehari. Hal ini sebanding dengan bersepeda pada tanjakan selama 1 jam atau berenang 30 kali putaran.
Keuntungan lain pemberian ASI adalah ASI selalu tersedia untuk diberikan. Para ibu tidak perlu mengeluarkan uang sepeser pun untuk mendapatkan ASI. Pemberian susu formula bagi bayi dapat memerlukan biaya lebih dari Rp 5 juta setahun. Ibu yang melahirkan di rumah sakit ternyata menjadi pasar utama para produsen susu formula untuk bayi yang baru lahir (0 - 6 bulan). Menyusui juga dapat menghemat waktu untuk menyiapkan botol, menuangkan air, mencampur susu dan mensterilkan botol yang sudah dipakai.
Dengan menyusui, kesehatan emosional seorang ibu juga ditingkatkan. Menyusui tidak hanya baik untuk tubuh, tetapi juga untuk pikiran. Studi menunjukkan bahwa ibu menyusui kurang menunjukkan kecemasan dan depresi postpartum daripada ibu yang memberikan susu formula. Prolaktin, adalah salah satu hormon yang di produksi ketika menyusui, kegunaan hormon ini adalah mengurangi stres (adrenalin). Prolaktin dijuluki hormon keibuan “mothering hormone” dan membantu ikatan ibu dan anaknya. Hormon prolaktin memiliki efek yang sangat kuat. Pada penelitian, hormon ini diberikan pada ayam-ayam jago petarung dan ketika di suntikkan ayam-ayam ini menjadi enggan untuk bertarung.
Penyusuan dengan payudara, membuat ibu yang sibuk menjadi lebih relaks setelah bekerja dan membantu ibu-ibu yang mempunyai kesulitan tidur. Selama menyusui seorang ibu dapat berlatih mengenal karakter bayi anda secara dini. Orang tua yang mengetahui karakter/ sifat anak, akan lebih mudah untuk mendidiknya. Sejalan proses menyusui, ikatan batin antara anak dengan ibunya juga semakin bertambah.
Menyusui dapat dilakukan setiap wanita, namun tidak selalu berarti tanpa proses pembelajaran. Setiap anak berbeda dan setiap ibu berbeda. Menyusui adalah keterampilan yang memerlukan proses belajar pada kedua belah pihak. Bagi beberapa ibu, proses belajarnya dapat sangat melelahkan dan membuat frustrasi. Namun, tetaplah bersabar menjalankannya mengingat manfaatnya yang sedemikian besar.
Referensi
1. Chelmow D. Postpartum haemorrhage: prevention. BMJ. 2008;337:1410.
2. Kennedy KL, Trussel J. Postpartum contraception and lactation. Dalam:Hatcher RA, Trussel J, Nelson AL, Cates WJ, Stewart FH, Kowl D, editor. Contraceptive technology. Edisi ke-19. USA:Ardent Media;2009. Hal. 403-32.
3. Sowers, M., Randolph, J., Shapiro, S. Jannausch, M. A prospective study of bone density and pregnancy after an extended period of lactation with bone loss. Ostet Gynecol. 1995; 85:285.
4. Sinigaglia, L., Varenna, M., Binelli, L., Gallazzi, M., Calori, G., Ranza, R. Effect of lactation on postm Technorati Tags: enopausal bone mineral density of the lumbar spine. J Reprod Med 1996;41:439.Bernier MO, Bureau GP, Bossard N, Ayzac L, Thalabard BC. Breastfeeding and risk of breast cancer: a meta-analysis of published studies. Hum. Reprod. Update. 2000;6:374-86.
5. Layde PM, Webster LA, Baughman AL, Wingo PA, Rubin GL, Ory HW. The cancer and steroid hormone study group. The independent associations of parity, age at first full term pregnancy, and duration of breastfeeding with the risk of breast cancer. Journal of Clinical Epidemiology. 1989;42:963-73.
6. Kelsey JL, Gammon MD, John EM. Reproductive factors and breast cancer. Epidemiol Rev. 1993;15:36-47.
7. Kramer, F., Stunkard, A, Marshall, K, McKinney S, Liebschutz J. Breastfeeding reduces maternal lower-body fat. J Am Diet Assoc. 1993; 93: 429.
8. Dewey, K. Heinig, M., Nommsen, L. Maternal weight-loss patterns during prolonged lactation. Am J Clin Nurs. 1993; 58: 162.
9. Zinaman MJ, Queenan JT, Labbok MH, Albertson B, Hughes V. Acute Prolactin and Oxytocin Responses and Milk Yield to Infant Suckling and Artificial Methods of Expression in Lactating Women. Pediatrics. 1992;89:437-40.
Diterbitkan oleh: Majalah Anakku
alhamdulillah sampai sekarang anakku usia 14bulan lebih suka ASI ketimbang sufor, meski pas saya kerja minum sufor tp tidak sesering minum ASI
ReplyDeleteMakasih udah mampir mbak, bagus bgt itu bisa jd teladan, anak yang dapet ASI lebih jarang diare dan ISPA (infeksi saluran napas akut). Nanti saya tulis juga tentang keutungan dari anak, sama cara nyusuin yg benar, biar ibu2 indonesia pd memberikan ASI eksklusif.
ReplyDeleteBahkan ternyata skrg ada penelitian di luar menyatakan bahwa anak yg tdk ASI eksklusif berhubungan dengan peningkatan risiko penyakit jantung di kemudian hari. Di Indonesia, br mulai penelitiannya.
Hmm it appears like your website ate my first comment
ReplyDelete(it was extremely long) so I guess I'll just sum it up what I had written and say, I'm thoroughly enjoying your blog.
I too am an aspiring blog blogger but I'm still new to everything. Do you have any points for rookie blog writers? I'd definitely appreciate it.
Feel free to surf to my webpage how to get lot of followers on instagram